placeholder image to represent content

PSTS Ganjil Bahasa Indonesia kelas 11

Quiz by Mayang Ayuningtyas

Our brand new solo games combine with your quiz, on the same screen

Correct quiz answers unlock more play!

New Quizalize solo game modes
27 questions
Show answers
  • Q1

    .... merupakan tulisan yang ditunjukan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan menggunakan data dan fakta sebagai dasarnya sekaligus bukti.

    Teks Argumentasi

    Teks Berita

    Teks Persuasi

    Teks Eksplanasi

    Teks Narasi

    120s
  • Q2

    .... merupakan gambar yang menggabungkan unsur-unsur visual seperti garis, kata-kata dan gambar yang memiliki tujuan untuk dapat menarik perhatian serta menyampaikan pesan secara singkat.

    Poster

    Flyer

    Brosur

    Spanduk

    Plakat

    120s
  • Q3

    yang berisi ajakan, saran, bujukan, imbauan pengaru, Arahan, larangan, atau perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu hal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis teks tersebut, adalah ...

    pengertian teks argumentasi

    definisi teks berita

    ciri-ciri teks argumen

    Tujuan teks argumentasi

    definisi teks persuasif

    120s
  • Q4

    Ketahanan Pangan LokalTajuk Rencana Kompas, 17 Desember 2019

    Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Keyakinan tersebut sudah berkembang sejak tahun 1980-an, bahkan ketika ketahanan pangan nasional akhirnya bergantung hanya pada beberapa komoditas, utamanya beras sebagai sumber karbohidrat.

    Ketergantungan pada beras sebagai sumber energi utama berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu. Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat. Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian terhadap sagu masih minim. Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.

    Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lainnya masih terbatas. Harian Kompas melaporkan kemarin, salah satu upaya pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kedua lembaga itu membangun kelompok kampung penghasil sagu. Warga di kampung itu memperkenalkan teknologi pemanenan dan pengolahan sagu menjadi tepung menggunakan alat buatan I Made Budi, pengajar di Universitas Cenderawasih. Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga.

    Meski program ini baru berjalan sejak awal tahun 2019, keberanian mencoba telah memberikan hasil. Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistem ini ke daerah lain. Baik itu daerah yang menghasilkan sagu maupun wilayah yang sumber pangannya bukan sagu.

    Program pengelompokan kampung sagu tersebut menampilkan pendekatan sosial dan ekonomi pada masyarakat berperan lebih penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan. Penggunaan teknologi apa pun membutuhkan budaya baru. Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka menuju perubahan.

    Saat ini, sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karena diproduksi secara lokal. Oleh karena itu, pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kegiatan ini juga telah menjadikan produk pangan lokal telah menjadi sumber ekonomi yang bersumber pada masyarakat sehingga memperkuat komunitas yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang mencerminkan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan.

    Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar. Tidak sedikit kekayaan hayati tersebut dimanfaatkan di negara lain dan kita tidak mendapat apa pun. Di tengah bukti-bukti terjadinya perubahan iklim, sudah saatnya kita menaruh perhatian pada sumber pangan lokal untuk menjamin kelangsungan hidup kita.

    Diambil dari Harian Kompas dengan perubahan.Sumber: kompas.id (2019)

    Baca kembali pada paragraf kedua teks tersebut dengan seksama, kemudian carilah dan temukan ide pokoknya. Berdasarkan penempatan ide pokok tersebut, maka pola pengembangan paragraf tersebut termasuk, yaitu ....

    Acak

    Induktif

    Campuran

    Teratur

    Deduktif

    120s
  • Q5

    Ketahanan Pangan LokalTajuk Rencana Kompas, 17 Desember 2019

    Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Keyakinan tersebut sudah berkembang sejak tahun 1980-an, bahkan ketika ketahanan pangan nasional akhirnya bergantung hanya pada beberapa komoditas, utamanya beras sebagai sumber karbohidrat.

    Ketergantungan pada beras sebagai sumber energi utama berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu. Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat. Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian terhadap sagu masih minim. Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.

    Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lainnya masih terbatas. Harian Kompas melaporkan kemarin, salah satu upaya pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kedua lembaga itu membangun kelompok kampung penghasil sagu. Warga di kampung itu memperkenalkan teknologi pemanenan dan pengolahan sagu menjadi tepung menggunakan alat buatan I Made Budi, pengajar di Universitas Cenderawasih. Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga.

    Meski program ini baru berjalan sejak awal tahun 2019, keberanian mencoba telah memberikan hasil. Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistem ini ke daerah lain. Baik itu daerah yang menghasilkan sagu maupun wilayah yang sumber pangannya bukan sagu.

    Program pengelompokan kampung sagu tersebut menampilkan pendekatan sosial dan ekonomi pada masyarakat berperan lebih penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan. Penggunaan teknologi apa pun membutuhkan budaya baru. Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka menuju perubahan.

    Saat ini, sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karena diproduksi secara lokal. Oleh karena itu, pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kegiatan ini juga telah menjadikan produk pangan lokal telah menjadi sumber ekonomi yang bersumber pada masyarakat sehingga memperkuat komunitas yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang mencerminkan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan.

    Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar. Tidak sedikit kekayaan hayati tersebut dimanfaatkan di negara lain dan kita tidak mendapat apa pun. Di tengah bukti-bukti terjadinya perubahan iklim, sudah saatnya kita menaruh perhatian pada sumber pangan lokal untuk menjamin kelangsungan hidup kita.

    Diambil dari Harian Kompas dengan perubahan.

    Sumber: kompas.id (2019)

    ide pokok paragraf kedua dalam teks "Ketahanan Pangan Lokal" tersebut, adalah...

    Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat

    Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa, karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia

    Ketergantungan pada beras sebagai sumber energi utama berlanjut hingga kini

    Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian pada sagu masih minim

    Salah satu sumber pangan adalah sagu

    120s
  • Q6

    Ketahanan Pangan LokalTajuk Rencana Kompas, 17 Desember 2019

    Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Keyakinan tersebut sudah berkembang sejak tahun 1980-an, bahkan ketika ketahanan pangan nasional akhirnya bergantung hanya pada beberapa komoditas, utamanya beras sebagai sumber karbohidrat.

    Ketergantungan pada beras sebagai sumber energi utama berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu. Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat. Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian terhadap sagu masih minim. Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.

    Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lainnya masih terbatas. Harian Kompas melaporkan kemarin, salah satu upaya pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kedua lembaga itu membangun kelompok kampung penghasil sagu. Warga di kampung itu memperkenalkan teknologi pemanenan dan pengolahan sagu menjadi tepung menggunakan alat buatan I Made Budi, pengajar di Universitas Cenderawasih. Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga.

    Meski program ini baru berjalan sejak awal tahun 2019, keberanian mencoba telah memberikan hasil. Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistem ini ke daerah lain. Baik itu daerah yang menghasilkan sagu maupun wilayah yang sumber pangannya bukan sagu.

    Program pengelompokan kampung sagu tersebut menampilkan pendekatan sosial dan ekonomi pada masyarakat berperan lebih penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan. Penggunaan teknologi apa pun membutuhkan budaya baru. Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka menuju perubahan.

    Saat ini, sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karena diproduksi secara lokal. Oleh karena itu, pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kegiatan ini juga telah menjadikan produk pangan lokal telah menjadi sumber ekonomi yang bersumber pada masyarakat sehingga memperkuat komunitas yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang mencerminkan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan.

    Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar. Tidak sedikit kekayaan hayati tersebut dimanfaatkan di negara lain dan kita tidak mendapat apa pun. Di tengah bukti-bukti terjadinya perubahan iklim, sudah saatnya kita menaruh perhatian pada sumber pangan lokal untuk menjamin kelangsungan hidup kita.

    Diambil dari Harian Kompas dengan perubahan.

    Sumber: kompas.id (2019)

    Baca ulang pada paragraf ketiga dalam teks "Ketahanan Pangan Lokal"informasi dari paragraf tersebut berikut ini, sedangkan yang bukan , adalah...

    Sagu di Papua banyak macam dan jenisnya

    Solusi untuk memanfaatkan sagu di Papua

    Media harian kompas yang melaporkan permasalahan itu

    Upaya pemanfaatan sagu yang dilakukan oleh instansi daerah di Papua

    Pemanfaatan sagu masih terbatas di Papua

    120s
  • Q7

    Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistem ini untuk daerah lain. Baik itu daerah yang menghasilkan sagu maupun wilayah yang sumber pangannya bukan sagu.kita mereplikasi dalam kalimat tersebut artinya, adalah...

    mencuri ide

    mengadakan kegiatan yang sama

    membuat duplikat atau tiruan

    mengelompokan

    membuat pembaharuan

    120s
  • Q8

    Saat ini sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karena diproduksi secara lokal . dengan demikian dari pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.arti kata-kata yang ditulis miring dalam kalimat tersebut artinya, adalah...

    menyelaraskan / lingkungan / pengaruh hasil pembakaran

    menyesuaikan / setempat / hasil pembakaran

    serasi / bagian / kadar pembakaran

    sesuai / sebagian / hasil pembakaran

    cocok / sekitar dampak hasil pembakaran

    120s
  • Q9

    Ketahanan Pangan LokalTajuk Rencana Kompas, 17 Desember 2019

    Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Keyakinan tersebut sudah berkembang sejak tahun 1980-an, bahkan ketika ketahanan pangan nasional akhirnya bergantung hanya pada beberapa komoditas, utamanya beras sebagai sumber karbohidrat.

    Ketergantungan pada beras sebagai sumber energi utama berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu. Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat. Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian terhadap sagu masih minim. Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.

    Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lainnya masih terbatas. Harian Kompas melaporkan kemarin, salah satu upaya pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kedua lembaga itu membangun kelompok kampung penghasil sagu. Warga di kampung itu memperkenalkan teknologi pemanenan dan pengolahan sagu menjadi tepung menggunakan alat buatan I Made Budi, pengajar di Universitas Cenderawasih. Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga.

    Meski program ini baru berjalan sejak awal tahun 2019, keberanian mencoba telah memberikan hasil. Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistem ini ke daerah lain. Baik itu daerah yang menghasilkan sagu maupun wilayah yang sumber pangannya bukan sagu.

    Program pengelompokan kampung sagu tersebut menampilkan pendekatan sosial dan ekonomi pada masyarakat berperan lebih penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan. Penggunaan teknologi apa pun membutuhkan budaya baru. Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka menuju perubahan.

    Saat ini, sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karena diproduksi secara lokal. Oleh karena itu, pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kegiatan ini juga telah menjadikan produk pangan lokal telah menjadi sumber ekonomi yang bersumber pada masyarakat sehingga memperkuat komunitas yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang mencerminkan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan.

    Tidak dapat kita pungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar. Tidak sedikit kekayaan hayati tersebut dimanfaatkan di negara lain dan kita tidak mendapat apa pun. Di tengah bukti-bukti terjadinya perubahan iklim, sudah saatnya kita menaruh perhatian pada sumber pangan lokal untuk menjamin kelangsungan hidup kita.

    Diambil dari Harian Kompas dengan perubahan.

    Sumber: kompas.id (2019)

    ide pokok / kalimat utama / pokok kalimar pada paragraf keenam dalam teks berjudul "Ketahanaan Pangan Lokal" adalah...

    Sumber pangan lokal telah beradaptasi

    Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah mengambil langkah konkret

    sekarang ini sumber pangan lokal mengurangi jejak karbon karena diproduksi lokal

    dengan demikian dari pengolahan pangan lokal membantu mengurangi emisi gas

    kegiatan pengolahan pangan lokal

    120s
  • Q10

    Berikut ini adalah contoh kalimat opini, yaitu...

    Tuan rumah Sea Games 2021, Vietnam menyabet puncak klasemen dengan torehan 125 emas, 76 perak dan 74 perunggu

    Jika memungkinkan, dalam waktu dekat Indonesia bisa mengekspor umbi ke beberapa negara Eropa

    Ir. Soekarno dan Dr. Moh. Hatta ialah presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia

    Hujan dengan intensitas tinggi di kota Depok membuat sejumlah titik terendam banjir, pada Selasa 13 April 2021 sore sekitar pukul 15.00 WIB

    Indonesia menempati peringkat kelima klasmen medali SEA Games 2021 di bawah Vietnam, Thailand, Filipina dan Singapura

    60s
  • Q11

    Di bawah ini termasuk contoh kalimat opini, sedangkan yang bukan, adalah...

    Menurut saya, seorang pemimpin yang pandai mampu memajukan perusahaan yang pesat dan mampu menyejahterakan bawahan/ karyawannya

    Saya rasa apabila dikembangkan dengan baik, sagu dapat menggantikan beras sebagai makanan pokok di Indonesia

    Sagu dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah Papua dan sebagian Maluku

    Saya rasa tahun ini akan mengalami kemarau yang sangat panjang

    Sebenernya menjadi seorang pengusaha sukses itu sangat mudah

    60s
  • Q12

    .... merupakan laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting / biasa adalah...

    informasi

    berita

    kondisi

    situasi

    kabar

    60s
  • Q13

    jenis-jenis teks berita tercantum di bawah ini, sedangkan yang tidak termasuk jenis teks berita dalah...

    Berita Investigas

    Berita Opini

    Berita Analogi

    Berita Mendalam 

    Berita Langsung 

    60s
  • Q14

    Berikut termasuk ciri-ciri berita, sedangkan yang bukan ciri berita adalah...

    aktual, pemberitaan masih segar, yang baru terjadi

    menggunakan bahasa / kalimat dengan kata ilmiah dan kata-kata asing, agar menarik perhatian masyarakat secara umum

    Pemberitaan sesuatu yang benar-benar terjadi, bekan opini/ bukan gagasan penulis

    peristiwa yang jarang terjadi, bukan hal umum

    data yang disajikan asli, tidak rekayasa

    60s
  • Q15

    ITS Juara Umum Kontes Robot Indonesia 2020

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih juara umum tingkat nasional di ajang Kontes Robot Indonesia 2020. Lomba yang berlangsung 18-24 November 2020 itu digelar secara daring (online). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menutup kontes itu setelah babak final.

    Menurut Nadiem, teknologi robotika merupakan terobosan baru yang menunjukkan kemajuan peradaban manusia. Tidak hanya di mancanegara, tetapi juga di Indonesia. Kontes robot yang digelar setiap tahun merupakan wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan gagasan, kreativitas, dan inovasi untuk menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan melalui teknologi robotika.

    Pada kontes tingkat nasional tahun ini, ada 150 tim dari 68 perguruan tinggi yang berkompetisi dan menunjukkan karya terbaiknya. “Seperti Robot Seni Tari, tidak terbayangkan sebelumnya robot dapat ikut melestarikan budaya Indonesia,” kata Nadiem, Selasa, 24 November.

    Dia berharap kontes ini dapat meningkatkan semangat untuk mengembangkan teknologi robot nasional. “Selamat kepada mahasiswa peserta, jangan berpuas diri dan tetap semangat berkarya.”

    Pelaksana tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Asep Sukmayadi mengatakan, ada dua tim pemenang yang akan menjadi wakil Indonesia di ajang ABU (Asia Pacific Broadcasting Union) Robot Contest 2020 di Jepang secara daring.

    Kontes Robot Indonesia 2020 melombakan enam kategori.

    Divisi Kontes Robot ABU (Asian-Pacific Broadcasting Union)Indonesia (KRAI)

    — Juara I Tim Rival dari ITS Surabaya

    — Juara II Tim Lahbako-San dari Universitas Jember

    — Juara III Tim Maestro Evo dari Universitas Negeri Yogyakarta

    — Juara Harapan Tim Aburobonema dari Politeknik Negeri Malang

    — Desain Terbaik Tim Lahbako-San dari Universitas Jember

    — Strategi Terbaik Tim Rival dari ITS

    Divisi Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI)

    — Juara I Tim Eilero dari Politeknik Eleketronika Negeri Surabaya

    — Juara II Tim Injoh_Bot dari Universitas Semarang

    — Juara III Tim CDAST dari Universitas Jember

    — Juara Harapan Tim Dome dari Universitas Muhammadiyah Malang

    — Desain Terbaik Tim Eiloro dari Politeknik Eleketronika Negeri Surabaya

    — Strategi terbaik Tim Dome dari Universitas Muhammadiyah Malang

    Divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda

    — Juara I Tim Iris dari ITS

    — Juara II Tim Ersow dari Politeknik Eleketronika Negeri Surabaya

    — Juara III Tim Mobo-Evo dari Universitas Negeri Yogyakarta

    — Hasil juara selengkapnya di laman Kontes Robot Indonesia 2020.

    Dikutip dari TEMPO.CO, JakartaRabu, 25 November 2020 10:50 WIBReporter: Anwar Siswadi (Kontributor)Editor: Erwin PrimaSumber: tekno.tempo.co

    Diantara informasi yang terdapat pada paragraf kesatu dari teks berjudul "ITS Umum Kontes Robot Indonesia 2020" yaitu...

    Lomba kontes robot berlangsung 18-20 November

    Penutup kontes robot Indonesia tahun 2020

    ITS juara umum kontes robot Indonesia tahun 2020

    Kontes robot Indonesia 2010 digelar secara daring (online)

    Kontes robot Indonesia 2020

    120s

Teachers give this quiz to your class